SMS Spam menjadi salah satu alasan banyak pengguna ponsel genggam beralih ke aplikasi chat seperti Whatsapp dan Line. Tak hanya SMS yang sifatnya penipuan, modal usaha, investasi dan sebagainya yang dibuat oleh oknum asing yang menggaggu pelanggan, SMS penawaran dari operator sendiri terkadang membuat kesal dan menumpuk isi inbox.
Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) ingin SMS penawaran dari operator yang sifatnya tidak terkait langsung dengan layanan yang dimiliki pelanggan ini diperbaiki oleh pihak operator.
Dilansir dari Detik Inet, Komisioner BRTI I Ketut Prihadi Kresna buka suara atas permasalahan SMS spam operator ini. Menurutnya operator seluler seharusnya mempersiapkan solusi untuk menghindari SMS spam di luar dari penawaran operator. Baginya salah satu opsi yang dapat diberlakukan ialah “opt-in dan opt-out”.
“SMS penawaran yang tidak terkait langsung dengan layanan yang dimiliki pelanggan, misalnya menawarkan paket data, kuota baru, top up, dan sebagainya. Untuk SMS sejenis ini, semestinya pengirimannya memperhatikan kenyamanan pelanggan, apakah mau menerima seperti ini,” ungkap Ketut pada Selasa (22/9/2020).
“Operator seluler semestinya menyediakan opsi bagi pelanggan untuk tidak lagi menerima SMS, seperti yang biasa kita sebut opt-in dan opt-out”, kata Ketut.
Opt-in dan opt-out yang disebutkan oleh Ketut ialah opsi untuk pelanggan yang memperbolehkan atau memblokir SMS tertentu. opt-in menjadi pilihan agar pelanggan ingin dikirimkan SMS serupa, sedangkan opt-out ialah sebaliknya.
“Jika pelanggan sudah memilih opsi opt-out, operator seluler tidak boleh lagi mengirimkan SMS sejenis,” tambah Ketut.